BUDAYA DALAM ORGANISASI



A.    Pengertian Budaya Organisasi
Sudah barang tentu setiap perusahaan atau organisasi mempunyai budaya organisasi yang berbeda-beda. Maka dari itu menurut Iona M Munandar (2014227) Budaya Organisasi adalah sistem makna dan keyakinan bersama dalam organisasi yang menentukan pada kadar yang tinggi, cara karyawan bertindak.
Jono M Munandar, Lindawati Kartika, Yusrina Pemanasan", R Dikky Indrawan, M Syaefudin Andrianto, Edwar Siregar (2014:27) Berpendapat bahwa sebagai implikasi, definisi budaya tersebut menyiratkan kepada kita beberapa hal-hal berikut:
1.      Bahwa budaya itu adalah persepsi: individu-individu memersepsikan budaya organisasi berdasarkan pada apa yang mereka lihat, dengar, dan alami di dalam organisasi tersebut.
2.      Bahwa budaya itu menggambarkan aspek sebagai budaya bersama: sekalipun mereka berbeda dalam latar belakang dan bekerja pada tingkatan yang berlainan.
3.      Bahwa budaya organisasi adalah istilah diskriptif: budaya itu menyangkut bagaimana para anggota mempersepsikan organisasi tersebut, bukannya menyangkut apakah mereka menyukainya, budaya itu menggambarkan bukan nilai.[1]
Dimensi Budaya Organisasi
a.      Budaya Organisasi Yang Kuat Adalah
v  Perusahaan/organisasi di mana dalam nilai yang dianggap penting atau kekuatan dalam organisasi dipegang teguh dan dijalankan dengan baik serta mempunyai komitmen yang kuat, dan semua kegiatan mempunyai pandangan yang luas dan sama.
v  Setiap kegiatan mempunyai pengaruh yang sangat kuat terhadap karyawan. Semakin karyawan menerima dan mempunyai komitmen terhadap nilai yang dianggap penting atau pokok dalam kegiatan tersebut, semakin kuatlah budaya organisasi yang ada pada perusahaan/organisasi.

b.      Budaya Organisasi Yang Lemah Adalah
Sebuah organisasi yang mempunyai budaya organisasi yang lemah setiap keputusan, komitmen apalagi statement, semua ini yang telah dibuat atau disepakati antara karyawan dengan atasan maupun dengan pihak lain selalu dianggap tidak penting. Dengan kata lain semua keputusan tidak pernah dilaksanakan dengan baik keputusan tersebut, sehingga program dan kegiatan organisasi tidak bisa tercapai dengan baik. Sehingga karyawan tidak ada kontribusai terhadap perusahaan. Lambat laun jika kegiatan seperti ini tidak ada yang kontrol dan tidak ada yang memperbaiki perusahaan akan mengalami kerugian bahkan mungkin perusahaan gulung tikar.
B.     Hakekat Budaya Organisasi
Budaya organisasi (organizational culture) adalah salah satu bagian yang tidak bisa terpisahkan dengan lingkungan internal, karena dengan adanya berbagai macam budaya yang ada pada organisasi. Pada umumnya budaya organisasi sangat dipengaruhi oleh lingkungan kerja secara internal. Karena karyawan yang begitu banyak dari pendatang dari berbagai daerah masingmasing mencari pekerjaan di ibukota.[2] Terutama penduduk atau pekerja Daerah Khusus Ibukota (DKI) yang begitu banyak pendatang dari daerah. Setiap karyawan dengan berbagai macam dari pendatang tentu mempunyai ciri dan karakteristik dan budaya yang berbeda-beda sehingga tidak menutup kemungkinan semua karyawan tentu akan ada beberapa pendapat yang berbeda pula. Oleh sebab itu sangat diperlukan bagaimana cara untuk menyatukan pendapat yang berbeda tersebut.
1.      Manajemen Keragaman Budaya
Manajemen keragaman budaya merupakan akhir budaya organisasi. Pemahaman tentang perbedaan budaya dan sistem pendidikan dan pelatihan karyawan, pengertianya adalah salah satu budaya yang sudah terbentuk. Di dalam manajemen keragaman sangat memerlukan sistem bagaimana cara untuk mengelola manajemen agar arah budaya tersebut bisa dikendalikan ke arah yang baik atau positif dan akan menjadi modal yang utama dalam melaksanakan kegiatan organisasi. Demikian pula sebuah organisasi yang berbentuk sosial dan organisasi yang menyangkut tentang kemasyarakatan, dengan demikian dikatakan kebudayaan yang masing-masing daerah mempunyai tradisi dan budaya yang beraneka ragam.
Tentang manajemen keanekaragaman di sebuah organisasi akan dijadikan proses landasan yang kuat pada sebuah organisasi yang berlaku. Fungsi alat sebagai mengelola manajemen keragaman adalah sebagai berikut:
a.       Program Pendidikan
b.      Program Karir Untuk Karyawan
c.       Manajemen Sumberdaya Manusia.[3]
C.    Aspek-aspek budaya organisasi
Sebuah budaya organisasi juga dapat disebut sebagai budaya perusahaan yang merupakan perilaku karyawan yang telah membuat kesepakatan bersama dalam kegiatan organisasi. Di dalam kesepakatan organisasi tersebut para pimpinan dan para manajernya selalu mengedepankan kegiatan yang bersifat untuk (1) meningkatkan efisiensi, (2) tidak terdapat kesalahan, (3) nol kecelakaan kerja, (4) kegiatan selalu berfokus pada kepentingan karyawan dan hasil kerja, (5) memberikan kebebasan karyawan untuk berkreatif. (6) karyawan harus menjaga stabilitas kerja. (7) karyawan memperhatikan setiap ada masalah.[4]

D.    Perkembangan Budaya Organisasi
Menurut Cross dan Shichman (dalam bukunya Manahan P. Tampubolon) Organisasi dapat dikembangkan dengan menggunakan metode yang dapat membuat suatu kondisi (conditioning), di mana budaya organisasi dapat menjadi suatu keterpaduan budaya anggotanya.
1.      Pengembangan Budaya Sesuai Tuntutan Sejarah Organisasi
Intinya di sini ialah bagaimana kita bisa belajar dari sejarah, belajar dari keberhasilan-keberhasilan yang pernah terjadi, belajar dari budaya-budaya organisasi yang pernah sukses dan berkembang, yang tentunya disesuaikan dengan konteks organisasi "ta sendiri dan konteks organisasi yang terkini.
2.      Kreativitas dan Pemahaman Keutuhan
Mengodisikan bahwa kreativitas dan pemahaman akan keutuhan anggota dapat dibentuk dengan metode kepemimpinan dan aturan yang berlaku (secara tertulis maupun yang tersirat), demikian juga etika dalam komunikasi (norm and values) harus dijunjung tinggi.[5]
3.      Promosi dan Pemahaman Tentang Anggota
Program rekrutmen dan penempatan karyawan yang terencana dengan baik akan dapat menciptakan program-program lainnya berjalan secara selaras.
4.      Tingkat Pertukaran Infomasi Di Antara Anggota
Melakukan pertukaran informasi di antara sesama anggota lebih baik sering dilakukan, dengan tujuan menciptakan kebersamaan dan pendalaman pada masing-masing bidang keterampilan disetiap anggota organisasi.[6] Pertukaran dapat dimulai dengan memfasilitasi kontak antar sesama anggota organisasi. Namun demikian proses pertukaran ini tidak terbatas hanya masalah informasi saja, tapi juga bisa juga dalam bentuk fisik, yaitu pertukaran personil lintas bagian, divisi, bahkan lintas sektoral dan organisasi.
E.     Proses Terjadinya Budaya Terbentuk
Dengan tidak/kurang ada batasan antara budaya yang satu dengan budaya yang lain, dan itu biasanya pada sebuah perusahaan/organisasi yang bergerak pada sebuah bisnis yang akan mengakibatkan bauran antar negara atau daerah, dengan demikian proses terjadinya pembetukan budaya adalah bukan hanya lintas daerah saja melainkan juga antar negara. Tetapi perbauran atau lintas budaya dapat mempengaruhi organisasi, sehingga dibutuhkan langkah langkah yang nyata.
Walaupun organisasi tersebut begitu kuat dan sangat modern, pasti akan mengadakan pendekatan-pendekatan apabila akan menghadapi kekuatan yang ada pada organisasi. Menurut Manahan P. Tampubolon (2008:233) ada 4 (empat) alasan kenapa manajemen memilih pendekatan vang paling ideal di dalam pembentukan budaya yaitu:
v  Motivasi secara alamiah, merupakan motivasi kerja yang akan menghasilkan sesuatu yang dapat digunakan memenuhi kebutuhan dan keinginanya.
v  Sistem membutuhkan aturan main yang membuat manajemen berusaha medorong orang melakukan sesuatu di dalam merespon simbol yang ada.
v  Mereka akan melihat simbol yang ditetapkan manajemen, menggunakan bahasa dalam bercerita serta di dalam melakukan upacara penghormatan dan kebutuhan di dalam melakukan koordinasi.
v  Top manajemen harus mampu mengelola budaya yang ada (intrisik) melalui pemilihan misi dari organisasi, selanjutnya memilih misi budaya organisasi, melalui penilaian terhadap pemanfaatan teknologi internal, institusi, kebutuhan kesehatan, serta proses seleksi (rekrutmen, penggajian, dan promosi) pada setiap orang di dalam organisasi.[7]


[1] Mulyadi, Pengantar Manajemen, Bogor: In Media, 2016. hlm.16.
[2] Ibid., hlm. 17.
[3] Ibid., hlm.18.
[4] Ibid., hlm. 21.
[5] Ibid., hlm. 24.
[6] Ibid., hlm. 25.
[7] Ibid., hlm. 26.

0 Response to "BUDAYA DALAM ORGANISASI"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel