Pengambilan Keputusan



A.    Pengertian Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan adalah suatu hal yang akan dihadapi oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari dari keputusan yang sangat sederhana sampai keputusan yang paling rumit atau komplek MisaLnya pihak kepolisian sedang mengatur lalu lintas di daerah DKI setiap harinya yang dihadapi adalah kemacetan dari semua lini, maka pihak kepolisian mengambil keputusan untuk menerapkan beberapa alternative, misalnya alternative tersebut adalah membuang dari jalur utama ke arah jalur lainnya, melakukan sistem buka tutup, dan lain sebagainya ini semua adalah pengambilan keputusan yang sangat rumit, tetapi keputusan tersebut harus diambil agar mengurangi atau menghilangkan kemacetan.
Sebagai seorang manajer utama adalah yang bertugas untuk mengambil keputusan. Adapun keputusan yang diambil oleh manajer tersebut terkadang tidak hanya dibutuhkan atau ditunggu oleh karyawan saja, melainkan juga ditunggu oleh stakeholder yang lain. Tentunya keputusan yang akan diambil seorang manajer tersebut tentunya akan menyelesaikan masalah yang ada, tetapi bila tidak tepat dalam mengambil keputusan justru akan menimbulkan masalah baru. Oleh sebab itu sebagai pimpinan perusahaan atau manajer apabila akan mengambil keputusan harus berhati-hati dan banyak pertimbangan agar keputusan tersebut bisa tepat, dan meminimalisasi resiko yang ada sehingga bisa diterima oleh semua pihak.
B.     Faktor Lingkungan Dalam Mengambil Keputusan
Faktor lingkungan dapat mempengaruhi lingkungan-lingkungan adalah salah satu faktor yang bisa mempengaruhi seseorang atau sebuah organisasi untuk mengambti keputusan. Faktor lingkungan bersifat mikro maupun makro dalam pengambilan keputusan keputusan sangat perlu memperhatikan faktor lingkungan agar keputusan yang diambil tersebut bisa tepat dan baik, dan dengan harapan keputusan tersebut bisa menyelesaikan masalah yang dihadapi. Secara umum keputusan itu dapat dibagi menjadi 3 (tiga) kategori yaitu: keputusan yang terprogram, keputusan yang tidak terprogram, dari keputusan yang beresiko
1.      Keputusan yang terprogram
Keputusan yang terprogram adalah seseorang atau organisasi berhadapan atau sudah disajikan satu informasi yang lengkap mengenai suatu lingkungan atau keadaan yang dihadapinya, sehingga perkiraan atau estimasi yang akan datang sudah dapat dipastikan.
2.      Keputusan yang tidak terprogram
Keputusan yang tidak terprogram atau keputusan yang tidak pasti adalah suatu keadaan seseorang atau organisasi yang disajikan atau dihadapkan dengan keadaan atau informasi yang tidak lengkap dan kondisinya yang belum pasti, seseorang organisasi tersebut tidak memiliki infomasi yang kuat dan akurat mengenai masalah yang dihadapinya.
3.      Keputusan yang beresiko
Keadaan yang mengandung resiko adalah suatu keadaan yang dimiliki oleh seseorang atau organisasi yang dihadapi dengan sejumlah informasi yang dimiliki, tetapi informasi tersebut relatif kurang lengkap, bila dibandingkan dengan informasi yang pasti, tetapi lebih lengkap bila dibanding dengan keadaan yang tidak pasti, artinya posisi informasi tersebut berada di tengah-tengah.
C.    Devinisi Keputusan
Pengambilan keputusan adalah suatu proses untuk memilih beberapa alternative dan masukan-masukan dari orang lain disimpulkan dari suatu masalah yang ada sehingga menjadi suatu keputusan. Dalam pengambilan keputusan yang kurang baik adalah mencerminkan suatu kegiatan organisasi/perusahaan atau manajemennya juga tidak akan baik pula, sehingga akan berdampak pada pelaksanaan semua kegiatan dan hasilnya tidak akan bisa tercapai tujuan yang diinginkan oleh organisasi/perusahaan. Tetapi sebaliknya apabila dalam membuat atau mengambil keputusan yang baik adalah suatu bagian yang penting dari kegiatan manajemen yang baik, karena keputusan adalah salah satu bagian yang menentukan bagaimana sebuah organisasi akan menyelesaikan masalah baik secara internal maupun secaia eksternal, mengalokasikan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan perusahaan sesuai dengan rencana.
D.    Proses Pengambilan Keputusan
Jono M. Munandar, Lindawati Kartika, Yusrina Permatasari, R. Dikky Indrawan, M. Syaefudin Andrianto, Edward Siregar (2014:76) mengatakan bahwa proses pengambilan keputusan umumnya melalui delapan langkah antara lain: Identifikasi masalah, Mengidentifikasi kriteria keputusan, Memberi bobot kriteria, Menyusun alternative, Menganalisis alternative, Memilih sebuah alternative, Implementasi alternative, Evaluasi efektifitas keputusan.
1.      Ldentihkasi Masalah
Masalah adalah kesenjangan antara keadaan nyata dengan keadaan yang dikehendaki.
2.      Mengidentifikasi Kriteria Keputusan
Kriteria adalah faktor-faktor utama yang dipertimbangkan dalam mengambil keputusan.
3.      Memberi Bobot Kriteria
Sering kali kriteria itu tidak dianggap sama penting, ada yang sangat penting, sedang atau kurang penting.
4.      Menyusun Alternative
Alternative adalah sejumlah daftar pilihan atau kemungkinan yang terjadi, alternative restoran yang ada antara lain adalah Alfamart, Indomart, Yomart, dan Circle K.
5.      Menganalisis Alternative
Mengambil keputusan secara kritis perlu membandingkan alternative dengan kriteria.
6.      Memilih Sebuah Alternative
Setelah melakukan analisa dan penilaian masing-masing kriteria, dipilih total nilai yang paling besar diantara semua alternative.
7.      Implementasi Alternative
Implementasi sebagai tindakan pelaksanaan adalah penyampaian keputusan kepada orangorang yang terpengaruh dan mendapatkan komitmen atas keputusan mereka.
8.      Evaluasi Efektifitas Keputusan
Langkah terakhir adalah menilai hasil keputusan untuk melihat apakah masalahnya telah terpecahkan.
E.     Jenis Masalah Dan Keputusan Dalam Sebuah Organisasi
Setiap organisasi sudah barang tentu mempunyai masalah yang selalu dihadapi, oleh sebab itu sebagai manajer atau pimpinan pada organisasi tersebut harus selalu siap dan waspada dengan adanya masalah-masalah yang dihadapinya. Adapun masalah tersebut bisa dibedakan menjadai 2 (dua) jenis yaitu masalah terkoordinasi dan masalah tidak terkoordinasi.
1.      Masalah Terkoordinasi
Masalah Terkoordinasi adalah masalah yang dapat diprediksi, dan masalah tersebut sering timbul, sehingga dalam penyelesaian bisa diprech'ksi di masa yang akan datang. Bagi pimpinan atau manajer bisa menangani, masalah ini dengan penyelesaian yaitu keputusan yang terprogram. Birokrasi untuk pengiriman barang.
2.      Keputusan tidak Terkoordinasi
Keputusan tidak terkoordinasi adalah biasanya masalah yang timbul pada situasi yang unik, tidak ada penjelasan yang baik, mendadak, dan kompleks sehingga dalam mengambil keputusan adalah keputusan yang tidak terprogram.


3.      Metode Pengambilan Keputusan
Cara untuk memahami komunikasi dalam kelompok adalah dengan melihat bagaimana suatu kelompok menggunakan metode metode tertentu untuk mengambil keputusan terhadap masalah yang dihadapinya. Menurut Samsul Arifin (2012:185) mengatakan bahwa ada empat metode pengambilan keputusan yaitu kewenangan tanpa diskusi (authority rule whit Iiout discussion) pendapat ahli (expert opinion) kewenangan setelah diskusi (authority rule after discussion) dan kesepakatan (consensus)
1.      Kewenangan tanpa diskusi (Authority rule whit hour discussion) Metode pengambilan keputusan ini sering kali dipergunakan oleh para pimpian otokratik atau dalam kepemimpinan militer. Metode iii! memiliki beberapa keuntungan, yaitu cepat dalam arti kata kelompok tidak mempunyai waktu yang cukup untuk memutuskan apa yang harus dilakukan. Selain itu, metode ini cukup sempurna dapat diterima jika pengambilan keputusan yang dilakukan berkaitan dengan persoalan-persoalan nitii1 yang tidak mempersyaratkan diskusi untuk mendapatkan persetujuan para anggotanya.
2.      Pendapat para ahli (expert opinion)
Kadang-kadang seorang anggota kelompok oleh anggota lainnya diberi predikat sebagai ahli (axpeft) sehingga memungkinkannya memiliki kekuatan dan kekuasaan untuk membuat keputusan Metode pengambilan keputusan ini akan bekerja dengan baik, apabila seorang anggota kelompok yang dianggap ahli tersebut memang benar-benar tidak diragukan lagi kemampuannya dalam hal tertentu oleh anggota lainnya.
3.      Kewenangan setelah diskusi
Sifat otokratik dalam pengambilan keputusan ini tidak sedikit apabila dibandingkan dengan metode yang pertama. Karena metode authority rub» after discussion ini pertimbangkan pendapat atau opini lebih dari satu anggota kelompok dalam proses pengambilan keputusan.


4.      Kesepakatan
Kesepakatan atau consensus terjadi jika semua anggota dari satu kelompok mendukung keputusan yang diambil. Metode pengambilan keputusan ini memiliki keuntungan, yaitu partisipasi penuh dari seluruh anggota kelompok akan dapat meningkatkan kualitas keputusan yang diambil, sebaiknya seperti tanggung jawab para anggota dalam mendukung keputusan tersebut Selain itu metode consensus sangat penting khususnya yang berhubungan dengan persoalan-persoalan yang kritis dan komplek.
4.      Langkah-Langkah Pengambilan Keputusan
Siagian S.P. (1973) dalam Qamsul Arifin (2612:192) berpendapat bahwa Secara singkat dapat dikatakan bahwa ada 7 (tujuh) langkah yang perlu diambil dalam usaha memecahkan masalah dengan mempergunakan teknik-teknik ilmiah. Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut:
1.      Mengetahui hakikat dari masalah yang dihadapi, dengan perkataan lain mendefinisikan masalah yang dihadapi itu dengan setepat-tepatnya
2.      Mengumpulkan data dan fakta yang relevan
3.      Mengolah data dan fakta tersebut
4.      Menentukan beberapa alternative yang akan ditempuh
5.      Memilih cara pemeCahan dari alternative-alternative yang telah diolah dengan matang
6.      Memutuskan tindakan apa yang hendak dilakukan
7.      Menilai hasil-hasil hasil yang diperoleh sebagai akibat dari pada keputusan yang telah diambil
5.      Gaya Pengambilan Keputusan
Seorang manajer dalam mengambil keputusan terdapat beberapa gaya antara lain: gaya direktif] gaya demokratis, gaya konseptual, gaya sikap (tingkah laku), otoriter.

a.      Gaya Direktif
Gaya ini biasanya dipergunakan oleh seorang pengambil keputusan dengan mengambil solusi yang sederhana mereka langsung mengambil keputusan pada sasaran yang di tuju.
b.      Gaya Demokratis
Manajer mengambil keputusan dengan banyak menggali dari beberapa alternative, dan memberi kesempatan kepada orang lain untuk memberikan masukan, alternative dan masukan tersebut setelah terkumpul maka langsung dianalisa lalu baru diambil suatu kesimpulan, dan kesimpulan itulah keputusannya.
c.       Gaya Konsethal
Manajer akan mengambil keputusan mempunyai pandangan yang sangat luas dan banyak yang menjadi pertimbangan untuk membuat keputusan jangka panjang.
d.      Gaya Sikap (tingkah laku)
Manajer memperhatikan orang lain sebagai perorangan dan memperhatikan semua perkembangan orang lain, agar keputusan yang diambilnya seolah-olah dapat membantu orang lain untuk mencapai tujuan mereka.

0 Response to "Pengambilan Keputusan"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel