Manfaat Qashash Al-Qur’an
A.
Manfaat
Qashash Al-Qur’an
Adapun
manfaat kisah-kisah Al-Qur’an menurut Manna al-Qattham adalah sebagai berikut:
1. Untuk
menjelaskan prinsip-prinsip ajaran rasul. penjelasan pokok-pokok syariat yang
diemban oleh setiap Nabi sebagaimana yang ditegaskan Allah Swt: (QS Al-Anbiya’
[21]: 25)
2. Mengokohkan
hati Rasulullah dan hati umatnya terhadap agama Allah dan menguatkan
kepercayaan orang-orang yang beriman terhadap kemenangan, kebenaran dan
pertolongan-Nya, serta menghancurkan kebatilan dan para pendukungnya.[1]
3. Membenarkan
ajaran para NAbi terdahulu, menghidupkan ajaran mereka, dan mengabadikan
peninggalan mereka.
4. Menunjukan
kebenaran Muhammad Saw. dalam risalah dakwahnya dengan memberitakan tentang
keadaan orang-orang terdahulu dalam berbagai macam level generasi yang berbeda.
5. Membongkar
kebohongan Ahli Kitab dengan menjelaskan hal-hal yang mereka sembunyikan, dan
menentang apa-apa yang terdapat pada kitab mereka setelah mengalami perubahan
dan penggantian sebagaiman firman Allah Swt.: (QS Ali ‘ Imran [3]: 93).
6. Misah
atau cerita merupakan salah satu metode yang cukup baik dalam berdakwah dan
ungkapannya lebih cepat menancap dalam jiwa.[2]
D.
Hikmah
Pengulangan Qashash dalam Al-Qur’an
Al-Qur’an
mencakup banyak kisah yang diulang-ualang. satu kisah banyak disebut dalam Al-Qur’an
dan dipaparkan dengan bentuk yang berbeda; ada yang diungkapkan dengan bentuk taqdim ta’khir, ijaz dan ithnab, dan semacamnya. Adapun di antara
hikmah pengulangan cerita dalam Al-Qur’an adalah sebagai berikut:
1. Menjelaskan
segi ke-balaghah-an Al-Qur’an pada
tingkat yang lebih tinggi. Di antara karakteristik balaghah adalah menampakan makna satu dengan bentuk berbeda.
pengulangan cerita disajikan pada seluruh tempat dengan gaya bahasa yang
berbeda-beda, diukir pada cetakan yang bukan cetakannya.
2. Menuguhkan
sisi kemukjizatan Al-Qur’an. Ketika satu makna diungkapkan dalam bentuk yang
berbeda maka seseorang akan semakin terkesima dan takjub dengannya. Tidak heran
bila orang Arab tidak mampu untuk membuat hal yang sama seperti Al-Qur’an.
3. Mengundang
perhatian yang besar terhadap kisah tersebut agar pesan-pesannya lebih mantap
dan melekat dalam jiwa. Hal ini karena pengulangan merupakan salah satu cara
pengukuhan dan tanda betapa besarnya perhatian Al-Qur’an terhadap masalah
tersebut. Misalnya kisah Nabi Musa dengan Fir’aun.
4. Penyajian
seperti itu menunjukan perbedaan tujuan yang karenanya kisah itu diungkapkan.
Sebagian dari makna-maknanya diterangkan di suatu tempat, karena hanya itulah
yang diperlukan, sedangkan makna-makna lainnya dikemukakan di tempat lain,
sesuai dengan keadaan.[3]
E.
Pengaruh
Kisah Al-Qur’an Terhadap Pendidikan
Tidak
dapat diragukan lagi bahwa cerita yang pasti dan autentik dalam Al-Qur’an dapat
mengetuk para pendengarnya dan dapat menembus jiwa manusia dengan mudah serta
tidak menjenuhkan para pembacanya. Pelajaran yang diterima dan yang disampaikan
di sekolah acapkali berdampak pada kejenuhan. Para pelajar sering tidak dapat
mengikuti dan mengalaminya kecuali dengan penuh kesulitan dan rasa yang
membosankan, apalagi jika pelajaran itu disampaikan dalam waktu yang singkat
dan terburu-buru. Oleh karena itu, dalam konteks ini metode cerita sangat
berguna dan bermanfaat diterapkan.[4]
Pada
masa kanak-kanak, seorang anak cenderung untuk mendengarkan cerita dan
cenderung untuk mengingat apa yang diceritakannya, lalu dia ceritakannya lagi
pada teman-temannya. Metode penyajian kisah Al-Qur’an merupakan metode yang
dapat ditiru oleh para guru/pendidik untuk membantu mereka agar sukses dalam
mengemban tugas agungnya. Seorang guru dapat menyampaikan pelajaran sembari
menyelinginya dengan kisah-kisah para Nabi, berita tentang orang-orang
terdahulu, dan lain sebagainya.[5]
[1] Ulinnuha Khusnan, Ulumul
Qur’an, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2013. hlm. 125.
[2] Ibid., hlm. 126.
[3] Ibid., hlm. 127.
[4] Ibid., hlm. 130.
[5] Ibid., hlm. 131.
0 Response to "Manfaat Qashash Al-Qur’an"
Posting Komentar